Para mahasiswa sekalian. Kita saat ini
memasuki materi
inisiasi 4 yaitu :
Pengorganisasian
·
Pengorganisasian (modul 4)
·
Pendelegasian (modul 5)
·
Pengawasan (modul 6)
·
Strategi Bersaing, Organisasi Belajar, dan Budaya
Organisasi (Modul 7)
Bahan utama penyusunan materi ini diambil
dari BMP EKMA 4116 Manajemen.
Setelah pemberian materi dilanjutkan
dengan diskusi bersama.
Silakan berpartisipasi dalam diskusi, dengan memberikan pendapat atas
topik diskusi kita, atau mengajukan pertanyaan.
Selamat belajar.
BACAAN : INOVASI DAN KEWIRAUSAHAAN
Pengorganisasian
A. Definisi
Pengorganisasian merupakan fungsi
perencanaan manajerial, Pengorganisasian dilaksanakan dengan kesadaran yang
sama, baik dalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal organisasi.
Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen dapat diartikan sebagai suatu sistem kerjasama sekelompok
orang yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau
tugas, dengan membentuk sejumlah satuan kerja yang menghimpun pekerjaan sejenis
dalam satu unit kerja.
Dalam ranka mengimplementasikan dan mengembangkan kerjasama antar
karyawan, organisasi membutuhkan aktualisasi dasar-dasar pengorganisasian secara intensif,
dasar-dasar tersebut adalah sebagai berikut
1. Asas keterjelasan tujuan
a.
Menterjemahkan Visi
b.
Penentuan Volume kerja dan beban kerja
2. Dasar Pembagian Kerja Sebagai Jaringan Kerja
a.
Jejaring kerja internal
b.
Jejaring kerja Eksternal
c.
Pembagian kerja secara tuntas
d.
Menghindari anggota mementingkan unit kerja sendiri
e.
Dinamika Pekerjaan
3. Dasar Kesatuan Perintah
a.
Pucuk pimpinan yang memiliki pimpinan unit kerja
sebagai bawahannya, harus memberikan sebagian wewenang dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas pokoknya.
b.
Pimpinan yang pandai memberikan sebagian wewenangnya
akan mampu meningkatkan perasaan ikut memiliki bawahannya (sense of responsibility) dan kehendak untuk ikut berpartisipasi (sense of participation).
c.
Jika pemimpin berhalangan maka tugas dan tanggungjawab
akan tetap berjalan karena pengelolaan wewenang yang telah berjalan baik.
4.
Asas Fleksibelitas Organisasi
5.
Asas Fungsionalitas
a.
Fungsi Pelayanan Kepada Masyarakat
b.
Funsi Inovasi dan Pengembangan
c.
Fungsi Responsif
d.
Fungsi Produktivitas
e.
Fungsi Prediktif
B. Macam-Macam
Organisasi
Lima bagan organisasi yaitu :
1. Segi tiga vertical
2. Harizontal
3. Kerucut-Vertikal-Horizontal
4. Lingkaran dan/atau
setengah lingkaran
5. Bulat telur
C. Langkah-langkah pengorganisasian
1.
Rencanakan organisasi berdasarkan tujuan
2. Tentukan
tugas-tugas utama dan sub tugas dan bagilah pekerjaan secara keseluruhan
menjadi berbagai aktivitas yang secara logis dapat dilakukan oleh seorang
karyawan.
3. Alokasi sumber daya
untuk melaksanakan tugas
4. Evaluasi hasil dan
strategi pembentukan organisasi perusahaan
D.
Bentuk Struktur Organisasi
Tiga unsur
utama terdirinya organisasi
1. Terdiri dari
sekumpulan orang
2. Yang bersepakat
dalam satu kelompok
3. Bersepakat untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu
4.
E.
Struktur Organisasi formal
Menjelaskan adanya
interaksi otoritas yang tegas dan hubungan struktural di dalam sebuah
organisasi.
F.
Tipe Struktur Organisasi
Tipe struktur organisasi yang sesuai
ditentukan oleh sifat pekerjaan yang dilakukan dan kondisi tempat organisasi
tersebut beroperasi. Struktur harus di desain untuk mendukung identifikasi dan
penyelesaian pekerjaan dan meningkatkan kemampuan karyawan untuk bekerjasama.
a.
Organisasi Lini
b.
Organisasi Lini dan Staf
c.
Organisasi Fungsional
d.
Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
e.
Organisasi Komite
f.
Organisasi Proyek dan Matriks
G.
Kelompok Kerja Formal
3 Tipe Kelompok Kerja formal
a.
Kesatuan tugas Khusus
b.
Panitia Tetap
c.
Panitia Ad-hoc
H.
Organisasi Formal dan Non Formal
I.
perubahan Sturktur Organisasi dan maslahnya
Dalam
perkembangan di era pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi telah banyak mengubah
kegiatan organisasi. Sebagian dari merka tumbuh karena permintaan hasil
produksinya meningkat tajam sementara perusahaan lainya terus menambah jumlah
karyawannya karena perusahaannya terus melebarkan sayapnya kesetiap kabupaten.
Sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi tumbuh negative atau tejadi kerusuhan
politik yang mempengaruhi kehidupan ekonomi menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat sehingga banyak perusahaan kehilangan kesempatan menjual
produksinya.
J.
Alasan Organisasi Merubah Strukturnya
Sejumlah faktor yang memaksa organisasi
merubah struktur organisasinya tentu tidak boleh diabaikan. Apabila organisasi
memang harus melakukan perubahan maka ia harus melakukannya. Produk yang sudah
kurang diminati harus segera dimodifikasi. Pelayanan yang kurang memuaskan
harus segera ditingkatkan hingga keluhan tidak terjadi lagi.
Koordinasi merupakan suatu proses
menghubungkan atau mengintegrasikan bagian-bagian dalam organisasi dapat
dicapai dengan efektif. Melalui koordinasi menjadikan pihak manajemen
mengharapkan adanya sinergi antar bagian organisasi. Koordinasi mengandung
makna sebagai aktivitas untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil
kerja setiap unit/satuan kerja yang menjadi kontribusinya masing-masing dalam
mencapai tujuan koordinasi. Tujuan koordinasi adalah
1) mengarahkan dan mengintegrasikan semua ide,
gagasan, aktivitas dan
perilaku ke arah tercapainya tujuan,
2) mengarahkan
keterampilan spesialisasi yang dimiliki setiap karyawan kepada tujuan
3) menghindari
kesenjangan, kekosongan, dan tumpang tindih pekerjaan
4) menghindari penyimpangan tugas
dari tujuan.
Implementasi koordinasi sebagai asas pengkoordinasian bisa
dilaksanakan secara formal, antara lain dalam bentuk rapat, lokakarya, kelompok
kerja dan lain-lain. Pengkoordinasian merupakan pengaturan struktur organisasi
sebagai kegiatan pembidangan dan pembagian pekerjaan. Untuk meraih koordinasi
yang efektif tidaklah mudah sebab dengan terspesialisasinya pekerjaan akan
mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan akan koordinasi.
Asas
dan SifatKoordinasi
Asas koordinasi adalah asas hierarki yang berarti setiap atasan atau koordinator harus melakukan koordinasi pada bawahan
langsungnya. Jadi, koordinasi tersebut dilaksanakan berdasarkan berbagai
jenjang kekuasaan yang berbeda-beda dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan
jenjang tersebut.
Syarat-Syarat
koordinasi setidaknya memiliki :
1. Perasaan untuk bekerja sama dan
menjadikan koordinasi sebagai dari usaha memperlancar penyelesaian pekerjaan,
bukan untuk memerintahkan atau memberi intruksi orang per orang.
2. Rasa saling menghargai, terutama
ketika atasan memberikan pengarahan kepada karyawannya dalam rangka koordinasi.
3. Semangat bersaing secara sehat
dengan memanfaatkan sistem koordinasi mereka masing-masing bagian untuk
berlomba mencapai tujuan dengan lebih baik dan cepat.
Tipe-tipe
Koordinasi
Dalam praktek manajemen ada dua tipe koordinasi,
yaitu:
1. Koordinasi vertikal
2. Koordinasi horizontal
Pedoman Melakukan koordinasi
1.
Berilah penjelasan dengan kalimat sederhana dan mudah
dipahami tujuan dilakukannya koordinasi.
2.
Jelaskan bahwa koordinasi adalah sebagai tujuan
bersama, bukan kepentingan orang per orang
3.
Berilah kesempatan kepada setiap orang memberikan ide,
saran, dan bertukar pikiran ketika pimpinan sedang melakukan koordinasi
4.
Doronglah mereka untuk aktif terus selama koordinasi
dilakukan
5.
Binalah hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan
dan antar sesame bawahan
6.
Gunakan lebih banyak komunikasi informal daripada
komunikasi formal untuk mencari dukungan partisipasi bawahan dan pihak-pihak
lain yang diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
Penyesuaian kebutuhan koordinasi
1.
Porsi dasar koordinasi
2.
Meningkatkan Daya Potensi Koordinasi
3.
Mengurangi kebutuhan Koordinasi
Mengatur Konflik dalam koordinasi
Beberapa penyebab
utama terjadinya konflik dalam proses koordinasi
1. Keterbatasan Sumber
Daya
2. Ketidakjelasan
Tanggung Jawab dan Wewenang
3. Ganguan Komunikasi
4. Masalah Kepribadian
5. Membanggakan Unit
Kerjanya Secara berlebihan
6. Penyimpangan Tujuan
Organisasi dan sangat membutuhkan sistem rentang
kendali yang dianutnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan,
pengetahuan, perhatian dan waktu yang dimiliki seseorang, apalagi ia berperan
sebagai seorang manajer.
Pendelegasian
A. Ruang Lingkup Pendelegasian
1. Permasalahan dalam pendelegasian
Berbagai masalah yang sering kali muncul dalam hubungan dengan
pendelegasian adalah bahwa atasan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk
mengidentifikasi pekerjaan dan kemampuan karyawannya namun kurang memiliki
waktu untuk melaksakan pendelegasian.
2. Definisi
Heller
dalam (2004) mendefinisikan pendelegasian adalah mempercayakan tugas
kepada orang lain namun tanggung jawab masih di tangan pendelegasi. Pendelegasian dimulai dari
menganalisis tugas apa yang dapat dan harus didelegasikan. Ketika tugas yang
akan didelegasikan telah terpilih, maka parameternya harus didefinisikan dengan
jelas. Parameter ini membantu atasan untuk menunjuk delegat yang cocok dan
menyiapkan instruksi yang tepat. Apapun tugasnya, pemberian
instruksi yang tepat kepada delegat sangatlah penting.
3. Manfaat pendelegasian
a.
Kemampuan membebaskan diri demi tugas-tugas lainnya
b.
Pemanfaatan keterampilan khusus karyawan
c.
Pemberian pelatihan dan pengalaman
d.
Terampil dalam memecahkan masalah
e.
Awal tepat mempersiapkan pengganti sementara
f.
Saat tepat menguji kemampuan karyawan dan membagi
pekerjaan diantara karyawan
g.
Meningkatkan perasaan penting diri karyawan
h.
Pendelegasian meningkatkan komitmen karyawan untuk
bekerja
i.
Mengurangi tekanan
j.
Memilikii kesempatan mengembangkan karyawan
k.
Menghemat waktu
l.
Meningkatkan frekuensi komunikasi
m.
Menciptakan komunikasi
n.
Pendelegasian meningkatkan hubungan antara atasan
dengan bawahan
o.
Peningkatan hasil
p.
Memberikan standar prestasi
q.
Meningkatkan kinerja karyawan
r.
Mengembangkan organisasi
s.
Pendelegasian membantu atasan untuk bekerja lebih
efisien
B. Pendelegasian Tugas
1. Cara Efektif Pendelegasian
Prinsip atau aturan dasar dalam mendelegasikan tugas
a.
Delegasikan pekerjaan yang disukai
b.
Delegasikan secara bertanggung jawab
c.
Jangan selalu mendelegasikan tugas kepada karyawan
yang paling mampu
d.
Percayalah kepada karyawan
e.
Tekankan pada sasaran buka prosedur
2. Alasan Atasan Tidak Melalkukan Delegasi
a.
Belum ada waktu untuk melatih
b.
Bisa berbuat lebih baik
c.
Merasa senang apabila mengerjakan sendiri
d.
Kebijakan perusahaan harus dikerjakan atasan
e.
Kebiasaan menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan
f.
Meragukan kemampuan karyawan
g.
Karyawan tidak punya waktu lagi
h.
Jika pekerjaan di delegasian maka sama dengan tidak
mempunyai pekerjaan
i.
Takut dituduh sebagai atasan malas
j.
Anggapan bahwa semua perintah atasan harus
diselesaikan sendiri
k.
Takut kehilangan pengendalian
l.
Tidak tega melimpahkan pekerjaan kepada karyawan
m.
Bisa diselesaikan sendiri maka memperoleh reputasi
baik
n.
Tidak suka mendengar keluhan karyawan
o.
Karyawan tidak dapat mengambil keputusan
Karyawan juga menghadapi keraguan ketika mereka harus menerima
pendelegasian. Keraguan tersebut diantaranya disebabkan oleh :
a.
Karyawan takut memikul tanggung jawab memutuskan
sesuatu
b.
Karyawan takut dikritik jika membuat kesalahan
c.
Pada saat karyawan kurang memiliki data yang lengkap,
biasanya ia bertanya kepada pemberi delegasi untuk menghindari kesalahan
d.
Ada Kalanya karyawan menolak pendelegasian karena
ketidaktersediaan waktu
e.
Ketidak percayaan diri karyawan
f.
Kurangnya motivasi karyawan
3. Langkah-langkah Efektif Sebelum Melakukan
pendelegasian
a.
Menentukan terlebih dahulu tugas atau masalah yang
akan didelegasikan dan mempersiapkan untuk diserahkan kepada karyawan
b.
Menentukan karyawan yang akan menerima delegasi
c.
Mempersiapkan dan member mmotivasi kepada karyawan
yang menerima delegasi
d.
Membuat persetujuan dan mendelegasikan
e.
Memantau perkembangan pekerjaan karyawan yang menerima wewenang, ketika kedua
belah pihak setuju terjadinya pendelegasian agar atasan tidak dikatakan lepas
tangan.
4. Langkah-langkah Mendelegasikan Tugas dan wewenang
Rambu-rambu yang dapat dijadikan pedoman
a.
Ketika waktunya banyak digunakan untuk penyelesaian
kerja atau masalah jangka panjang
b.
Jika ia tidak cukup waktu dan perhatian kepada
bagian-bagian penting pekerjaannya
c.
Jika waktunya banyak digunakan untuk hal-hal yang
mendesak dan sering kali muncul
d.
Jika ia selalu menghadapi krisis dan panic dalam
memenuhi target, batas waktu terlewati, data kurang lengkap, dan sebagainya.
e.
Jika persoalan sepele terus menerus menghambatnya
untuk memecahkan persoalan yang besar.
5. Proses Pelaksanaan Delegasi
Salah satu langkah utama yang harus dilakukan ketika memutuskan hal yang
harus didelegasikan adalah mengadakan suatu analisis lengkap tentang aktivitas
suatu pekerjaan.
C. Peran Pendelegasian
1. Pendelegasian sebagai Pendukung Karier Atasan
Tanpa dukungan dari karyawan, mustahil atasan akan berhasil. Akan sulit
bagi kita untuk mengatakan bahwa seseorang adalah atasan yang baik, apabila ia
juga tidak bertindak sebagai karyawan yang baik. Bagaimana seorang karyawan
bisa membantu atasannya dengan cara menyukseskan penyelesaian pekerjaan yang
didelegasikan kepadanya? Setidaknya terdapat 5 peran utama dari seorang
karyawan
a.
Menerapkan strategi
b.
Memimpin diri sendiri dan kelompoknya
c.
Sumber informasi
d.
Memberi Umpan Balik
e.
Mitra kerja Atasan
2. Pendelegasian sebagai sebuah metode pelatihan yang
efektif
Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa pendelegasian dapat dikatakan
sebagai metode pelatihan yang efektif
a.
Pendelegasian merupakan bentuk pelatihan yang unik
b.
Pendelegasian memperluas keterampilan karyawan dan
meningkatkan kemahiran dalam banyak hal
c.
Pendelegasian merupakan kekuatan pendorong partisipasi
d.
Pendelegasian merupakan pencetus tumbuhnya inisiatif
e.
Pendelegasian Meningkatkan Kepuasan Kerja
f.
Pendelegasian dapat mengidentifikasi berbagai
kebutuhan pelatihan
g.
Pendelegasian bermanfaat sebagai suatu balas jasa atas
pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik
D. Profil Karakteristik Pendelegasian
Seorang atasan tentu saja tidak cukup sekedar mengendalikan institusi
semata ketika melakukan pendelegasian berkaitan dengan pendelegasian yang
efektif, para atasan biasanya memiliki berbagai metode sendiri yaitu metode
yang dia ciptakan sesuai dengan kondisi organisasi dan karakteristik karyawan.
Secara umum kita bisa mengidentifikasikan beberapa profil karakteristik
pendelegasian yang dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan metode yang biasa
mereka gunakan
1.
Tipe Otoriter
2.
Tipe Bebas
3.
Tipe Penguji
Pedoman untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal
1.
Dalam mendelegasikan tugas harus dengan perintah dan
informasi yang jelas serta komunikasi dua arah yang terbuka
2.
Memberikan batasan dan tanggung jawab dan wewenang
karyawan ketika melaksanakan delegasi
3.
Bagilah delegasi dengan semua karyawan dengan merata
sesuai kemampuan
4.
Jangan biarkan karyawan yang telah menerima delegasi
tidak menyelesaikan nya, dan kemudian atasan yang menuntaskannya.
5.
Manfaatkan pendelegasian untuk menemukan berbagai kebutuhan
pelatihan dan kemudian lakukanlah pelatihan tersebut meskipun harus bersifat
khusus
6.
Karyawan yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan
yang didelegasikan atasannya, jangan terus menerus mengerjakan pekerjaan
tersebut.
7.
Memberikan atau membatalkan intuksi sebaiknya
dilakukan secara pribadi
8.
Lindungi karyawan dari cercaan pihak luar
9.
Pertolongan atasan jangan berbentuk jawaban tapi cara
penyelesaian
10. Jangan pernah lari
dari tanggung jawab apabila ada pekerjaan karyawan yang kurang baik.
11. Berikan tindaklanjut
dan pengendalian berbagai kesalahan yang sedang terjadi.
PENGAWASAN
1. Dasar-Dasar Pengawasan.
Menurut Handoko dalam Dadang dan Sylvana
(2007), pengawasan adalah upaya yang dilakukan para manajer untuk menjaga agar
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.
Dari definisi tersebut tampak terlihat hubungan yang sangat erat.
Manfaat Pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan.
b. Adanya perubahan karena lingkungan
yang dinamis sehingga perlu diawasi pelaksanaan dari suatu rencana.
Ini memerlukan penyesuaian baru.
c. Kompleksitas.
Organisasi bisnis berkembang semakin
kompleks sehingga perlu diawasi.
d. Kebutuhan manajer untuk
mendelegasikan wewenang.
Karena kompleksitas, maka sebagian wewenang
perlu didelegasikan untuk efisiensi.
Untuk itu perlu diadakan pengawasan.
e. Kesalahan.
Karena ada kemungkinan terjadi resiko
kesalahan dalam pelaksanaan suatu kegiatan sehingga perlu diadakan pengawasan.
Ini agar dapat
dilakukan tindakan perbaikan.
Jenis dan Tipe Pengawasan :
a. Pengawasan pendahuluan.
Adalah untuk
mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu.
b. Pengawasan concurrent (yes/no).
Pengawasan yang dilakukan selama aktifitas
berlangsung. Jika ada penyimpangan, maka
manajer dapat mengoreksi sebelum masalahnya menjadi besar.
c. Pengawasan umpan balik.
Pengawasan ini mengevaluasi hasil-hasil
yang telah terjadi. Apabila terdapat
penyimpangan pada output yang dihasilkan maka perlu dilakukan koreksi.
d. Pengawasan multiple.
Adalah pengawasan untuk semua titik-titik
strategis pengawasan, baik di input, proses, atau output. Pada pengawasan multiple, setiap bagian baik
input, proses, maupun output memiliki peranan yang penting.
Pengawasan pendahuluan dan pengawasan
concurrent, cukup memadai untuk memungkinkan manajer mengkoreksi dan membuat
perbaikan.
Proses pengawasan :
a.
Menerapkan standar dan metode pengukuran.
Standar harus dapat
dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur. Ada
3 jenis standar :
·
Standar
fisik, berupa kuantitas, ukuran, jumlah, dan kualitas.
·
Moneter, berupa biaya tenaga kerja, biaya promosi,
biaya penjualan, laba.
·
Standar waktu, berupa seberapa cepat produk dapat
dihasilkan, seberapa lama batas waktu suatu pekerjaan diselesaikan.
b. Melakukan pengukuran kinerja.
Adalah aktifitas yang dilakukan
berulang-ulang untuk memperbaiki keputusan-keputusan dan memberikan umpan balik
ke perusahaan. Ada
beberapa cara pengukuran kinerja, yaitu pengamatan, laporan, metode otomatis,
inspeksi, dan pengujian.
c.
Membandingkan apakah kinerja yang dicapai sesuai
dengan standar.
Jika belum sesuai
standar, dapat dilakukan tindakan korektif.
d.
Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Apabila di bawah
standar perlu dilakukan perbaikan. Tindakan perbaikan berupa :
·
Mengubah
standar awal yang mungkin terlalu tinggi.
·
Mengubah
cara-cara pengukuran kinerja seperti kurangnya melakukan inspeksi.
·
Mengubah cara analisis dan menginterpretasikan
penyimpangan tersebut.
Fokus Pengawasan
Meliputi :
a.
Kuantitas :
jumlah produk yang ditargetkan.
b. Kualitas : jumlah produk yang diterima produsen atau
lolos uji.
c. Ketepatan waktu : Ketepatan dan kecepatan dalam memberikan
layanan jasa ke konsumen.
d. Anggaran : Jumlah deviasi atau penyimpangan dalam anggaran.
Faktor Kontingensi
(situasional) dalam pengawasan :
a.
Lingkungan
organisasi :
·
Kecil
: informal.
·
besar
: formal.
b.
Posisi
dan Tingkat :
·
Tinggi
: banyak kriteria.
·
Rendah
: sedikit kriteria.
c. Tingkat Desentralisasi :
·
Tinggi
: peningkatan kendali.
·
Rendah
: pengurangan kendali.
d.
Budaya
organisasi :
·
Terbuka
: pengendalian mandiri.
·
Ancaman
: pengendalian dipaksakan.
e.
Pentingnya
kegiatan :
·
Tinggi
: pengendalian luas.
·
Rendah
: pengendalian rendah.
Standar-standar
pengawasan:
a.Standar nyata :
·
Fisik, ukuran, daya tahan,
berat.
b.
Tidak
nyata :
·
Moral,
etika.
c.
Standar
waktu :
·
Batas
waktu penyelesaian tugas.
Merancang sistem
pengawasan.
Untuk tiap bidang dapat dijelaskan sbb :
a.
Bidang
Operasi : kualitas baik, kuantitas sesuai target, biaya rendah.
b. Pemasaran : biaya iklan rendah, pangsa pasar luas, penjualan meningkat,
kepuasan konsumen.
c.
SDM
: turn over rendah, tingkat absensi rendah, hubungan yang harmonis.
d.
Keuangan
: ROI tinggi, ROE tinggi, likuiditas baik, leverage rendah.
2. Jenis dan Metode Pengawasan :
a. Metode pengawasan non kuantitatif :
·
Management
by objective : melibatkan karyawan.
·
Management
by exception : fokus pada bidang pengawasan yang paling kritis.
·
Management
information system : sistem perancangan pengadaan, pemrosesan, penyimpangan,
dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen.
·
Audit
manajemen.
b. Metode pengawasan kuantitatif :
a.Anggaran.
Rencana pengeluaran, penerimaan.
b. Audit keuangan.
- Ekstenal oleh auditor independen.
- Internal oleh internal auditor.
c.Analisis titik impas (break even).
Kondisi di mana perusahaan dalam kondisi
tidak rugi dan tidak untung.
d. Analisis ratio keuangan.
Ada ratio-ratio :
i.
Likuiditas : kemampuan melunasi hutang jangka pendek.
ii. Leverage : seberapa besar
perusahaan dibiayai oleh hutang.
iii. Aktifitas : efektifitas perusahaan
dalam menggunakan
sumberdayanya.
iv. Profitabilitas : mengukur
efektifitas dalam meraih laba.
e. Balance score card.
Untuk pengukuran keuangan, pelanggan,
proses bisnis internal, dan proses pembelajaran pertumbuhan.
3. Karakteristik pengawasan yang
efektif :
a. Akurat.
Datanya sahih.
b. Tepat waktu.
Evaluasi dilakukan secepatnya.
c. Ekonomis.
Manfaat sistem
pengawasan harus lebih tinggi dari biayanya.
d. Fleksibel.
Fleksibel terhadap ancaman atau kesempatan
dari eksternal.
e. Obyektif.
Kriteria jelas.
f.
Disesuaikan dengan rencana dan struktur.
Untuk memastikan
apakah hasil disesuaikan dengan tujuan.
g. Disesuaikan dengan manajer.
Harus disesuaikan
dengan karakteristik manajer yang mengawasi.
STRATEGI BERSAING, ORGANISASI BELAJAR, DAN BUDAYA ORGANISASI
1.
Strategi Bersaing, Inovasi, dan Organisasi Belajar.
Cara baru melihat
keunggulan bersaing :
a. Setiap keunggulan akan mengalami
aus.
Apa yang baik sekarang
belum tentu baik di masa mendatang karena adanya penemuan baru.
b.
Mempertahankan keunggulan lama berarti merugikan diri
sendiri.
Harus melihat
lingkungan apakah pesaing sudah menggunakan produk yang lebih inovatif.
c. Tujuan suatu strategi adalah
meruntuhkan status quo.
Ciptakan inovasi baru sebelum produk
tersebut usang agar selalu inovatif.
d. Mengambil inisiatif dengan
langkah-langkah pendek.
Siklus persaingan yang
sangat pendek, maka perlu diantisipasi dengan langkah-lagkah pendek.
Empat Arena Persaingan :
d. Harga dan kualitas.
Untuk persaingan yang dinamis, harus
memperhitungkan pesaing. Saat ini
pesaing dapat muncul dengan harga rendah namun kualitas tinggi.
e. Waktu dan Pengetahuan.
·
Pandangan Statis : Pioner (perintis) akan bertahan lama.
·
Pandangan Dinamis : meski bukan pioner, jika inovatif
akan dapat menguasai pasar.
c. Wilayah kekuasaan.
·
Pandangan
Statis : Membatasi pesaing sehingga sedikit, maka perusahaan akan untung.
·
Pandangan
Dinamis : Pesaing dengan segala upaya akan menerobos masuk.
d. Saku tebal.
·
Pandangan Statis : Dengan sumberdaya modal besar, bisa
unggul.
·
Pandangan Dinamis : Bila merger, dapat mengalahkan yang
bermodal besar.
Peranan SDM untuk
mewujudkan organisasi belajar.
Perlu sumberdaya
manusia yang berkualitas. Untuk itu
perlu organisasi belajar. Organisasi
belajar adalah organisasi yang secara terus menerus mengembangkan
pengetahuannya sehingga untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Ciri-Ciri Organisasi Belajar :
a. Memandang ketidakpastian lingkungan
sebagai kesempatan.
b. Menciptakan pengetahuan baru.
c. Antusias terhadap perubahan.
d. Mendorong rasa tanggungjawab.
e. Mendorong para manajer untuk
menjadi pembimbing.
f.
Memiliki visi, misi, dan nilai-nilai yang dipahami.
g.
Mempunyai hal-hal yang tidak diduga atau tidak diharapkan
sebagai kesempatan untuk belajar.
Faktor-faktor
pendukung organisasi belajar :
a. Penguasaan individu.
Metode-metode ilmiah, bereksperimen.
b. Pembelajaran dalam kelompok.
c. Visi bersama.
d. Budaya pembelajaran dalam
organisasi.
e. Struktur dan sistem yang mendukung.
2. Budaya Perusahaan :
Budaya perusahaan adalah suatu nilai-nilai,
filosofi, kepercayaan yang menjadi pedoman anggota organisasi dalam menghadapi
masalah sehingga semua anggota menerima filosofi itu sebagai sebagai dasar
tindak dan perilaku.
Tingkatan budaya perusahaan :
a. Artifak.
b. Nilai-nilai yang didukung.
c. Asumsi dasar.
Adalah hal-hal yang dapat dilihat atau
dirasakan.
Karakteristik budaya perusahaan :
a. Inisiatif individual.
b. Toleransi terhadap resiko.
c. Arah.
d. Integrasi.
e. Dukungan Manajemen.
f. Pengawasan.
g. Identitas.
h. Sistem imbalan.
i. Toleransi terhadap konflik.
j. Pola komunikasi.
Pengaruh Budaya terhadap Kinerja
Perusahaan.
Ada 3 teori yang berkaitan dengan pengaruh
budaya terhadap kinerja perusahaan, yaitu :
a. Budaya dianggap kuat jika
nilai-nilainya sudah terinternalisasi dan dipegang teguh anggota organisasi.
b. Kinerja akan kuat jika budaya
sesuai konteksnya.
c. Budaya adaptif mampu meningkatkan
kinerja yang lapang.
Manfaat budaya perusahaan :
a. Mengarahkan sumber daya manusia
dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
b. Meningkatkan kekompakan tim.
c. Membentuk dan memperbaiki perilaku.
d. Meningkatkan motivasi.
Merubah budaya perusahaan.
a.
faktor-faktor pendorong suatu perusahaan merubah budaya :
·
Terjadinya
krisis yang dramatis.
·
Penggabungan
perusahaan.
·
Penggantian
pimpinan.
·
Kondisi internal yang tidak kondusif.
b.
Cara mencapai perubahan budaya perusahaan :
·
Melakukan
analisis budaya.
·
Melakukan
penjelasan tentang rencana perubahan.
·
Menunjuk
kepemimpinan.
·
Memprakarsai
reorganisasi.
·
Melakukan dukungan untuk budaya baru.
Menata unsur-unsur budaya perusahaan.
Untuk menumbuhkan budaya dapat dengan
menata unsur-unsur budaya perusahaan, yaitu :
a. Sejarah perusahaan.
Dapat memahami akar perusahaan sehingga
nilai-nilai utama tetap terpelihara.
b. Heroes.
Sosok atau figur kepahlawanan untuk
dijadikan motivasi.
b. Slogan.
Untuk mengekspresikan kondisi
perusahaan. Misalnya slogan Perum
Pegadaian adalah “mengatasi masalah tanpa masalah”. Ini untuk menunjukkan bahwa di Pegadaian,
masalah dapat diselesaikan tuntas.
c. Simbol.
Misalnya : Gudang
Garam simbolnya pintu terbuka. Ini untuk menunjukkan kerja keras
yang tidak pernah henti.
d. Ritual dan upacara.
Ritual dan upacara untuk perayaan tertentu
dapat untuk menumbuhkan budaya.
3. Manajemen Multi Budaya :
Alasan pentingnya multi budaya :
a.
Beragamnya orang di berbagai negara.
b. Arus globalisasi.
c.
Proses produksi yang berorientasi efisiensi, sehingga
menimbulkan perusahaan multinasional.
d. Degradasi lingkungan sehingga
perusahaan harus mencari lokasi baru.
e.
Beragamnya segmen pasar yang dilayani.
f.
Menurunnya tingkat kelahiran di negara maju sehingga
SDM diambil dari negara berkembang.
Manajer berwawasan global.
a. Berpikir melampaui persepsi lokal.
b. Siap dengan pemikiran baru.
c.
Siap Menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d. Bekerja efektif dalam lingkungan
multinasional/multibudaya.
e. Menciptakan skenario masa depan
yang optimistik dan dapat diwujudkan.
DISKUSI 4
Saudara Mahasiswa, marilah berdiskusi dengan topik diskusi yang relevan dengan materi inisiasi 4. selamat berdiskusi
DISKUSI 4
by me 021617803 - Wednesday, 25 March 2015, 10:54 AM
Misalkan sebagai seorang karyawan,
sejujurnya apa yang dirasakan jika kita menerima delegasi dari atasan kita.
Senang dan bangga, khawatir tidak mampu melakukan atau tidak suka karena akan
bertambahnya tugas yang akan diemban ?
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar