SEMESTER I

Rabu, 25 Maret 2015

PENGORGANISASIAN (INISIASI 4)


Para mahasiswa sekalian.  Kita saat ini memasuki materi inisiasi 4 yaitu :
Pengorganisasian
·         Pengorganisasian (modul 4)
·         Pendelegasian (modul 5)
·         Pengawasan (modul 6)
·         Strategi Bersaing, Organisasi Belajar, dan Budaya Organisasi (Modul 7)

Bahan utama penyusunan materi ini diambil dari BMP EKMA 4116 Manajemen. 
Setelah pemberian materi dilanjutkan dengan diskusi bersama.  Silakan berpartisipasi dalam diskusi, dengan memberikan pendapat atas topik diskusi kita, atau mengajukan pertanyaan.  Selamat belajar.


Pengorganisasian
A.  Definisi
Pengorganisasian merupakan fungsi perencanaan manajerial, Pengorganisasian dilaksanakan dengan kesadaran yang sama, baik dalam lingkungan internal maupun lingkungan eksternal organisasi. Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen dapat diartikan sebagai suatu sistem kerjasama sekelompok orang yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas, dengan membentuk sejumlah satuan kerja yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu unit kerja.
Dalam ranka mengimplementasikan dan mengembangkan kerjasama antar karyawan, organisasi membutuhkan aktualisasi dasar-dasar pengorganisasian secara intensif, dasar-dasar tersebut adalah sebagai berikut
1.  Asas keterjelasan tujuan
a.    Menterjemahkan Visi
b.    Penentuan Volume kerja dan beban kerja
2.  Dasar Pembagian Kerja Sebagai Jaringan Kerja
a.    Jejaring kerja internal
b.    Jejaring kerja Eksternal
c.    Pembagian kerja secara tuntas
d.    Menghindari anggota mementingkan unit kerja sendiri
e.    Dinamika Pekerjaan
3.  Dasar Kesatuan Perintah
a.    Pucuk pimpinan yang memiliki pimpinan unit kerja sebagai bawahannya, harus memberikan sebagian wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokoknya.
b.    Pimpinan yang pandai memberikan sebagian wewenangnya akan mampu meningkatkan perasaan ikut memiliki bawahannya (sense of responsibility) dan kehendak untuk ikut berpartisipasi (sense of participation).
c.    Jika pemimpin berhalangan maka tugas dan tanggungjawab akan tetap berjalan karena pengelolaan wewenang yang telah berjalan baik.
4.    Asas Fleksibelitas Organisasi
5.    Asas Fungsionalitas
a.    Fungsi Pelayanan Kepada Masyarakat
b.    Funsi Inovasi dan Pengembangan
c.    Fungsi Responsif
d.    Fungsi Produktivitas
e.    Fungsi Prediktif
B. Macam-Macam Organisasi
     Lima bagan organisasi yaitu :
1.     Segi tiga vertical
2.    Harizontal
3.    Kerucut-Vertikal-Horizontal
4.    Lingkaran dan/atau setengah lingkaran
5.    Bulat telur
C. Langkah-langkah pengorganisasian
1.     Rencanakan organisasi berdasarkan tujuan
2.    Tentukan tugas-tugas utama dan sub tugas dan bagilah pekerjaan secara keseluruhan menjadi berbagai aktivitas yang secara logis dapat dilakukan oleh seorang karyawan.
3.    Alokasi sumber daya untuk melaksanakan tugas
4.    Evaluasi hasil dan strategi pembentukan organisasi perusahaan
D. Bentuk Struktur Organisasi
       Tiga unsur utama terdirinya organisasi
1.     Terdiri dari sekumpulan orang
2.    Yang bersepakat dalam satu kelompok
3.    Bersepakat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
4.     
E. Struktur Organisasi formal
Menjelaskan adanya interaksi otoritas yang tegas dan hubungan struktural di dalam sebuah organisasi.
F. Tipe Struktur Organisasi
       Tipe struktur organisasi yang sesuai ditentukan oleh sifat pekerjaan yang dilakukan dan kondisi tempat organisasi tersebut beroperasi. Struktur harus di desain untuk mendukung identifikasi dan penyelesaian pekerjaan dan meningkatkan kemampuan karyawan untuk bekerjasama.
a.    Organisasi Lini
b.    Organisasi Lini dan Staf
c.    Organisasi Fungsional
d.    Organisasi Lini, Staf dan Fungsional
e.    Organisasi Komite
f.    Organisasi Proyek dan Matriks
G. Kelompok Kerja Formal
       3 Tipe Kelompok Kerja formal
a.    Kesatuan tugas Khusus
b.    Panitia Tetap
c.    Panitia Ad-hoc
H. Organisasi Formal dan Non Formal
I. perubahan Sturktur Organisasi dan maslahnya
       Dalam perkembangan di era pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi telah banyak mengubah kegiatan organisasi. Sebagian dari merka tumbuh karena permintaan hasil produksinya meningkat tajam sementara perusahaan lainya terus menambah jumlah karyawannya karena perusahaannya terus melebarkan sayapnya kesetiap kabupaten. Sebaliknya, ketika pertumbuhan ekonomi tumbuh negative atau tejadi kerusuhan politik yang mempengaruhi kehidupan ekonomi menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat sehingga banyak perusahaan kehilangan kesempatan menjual produksinya.
J. Alasan Organisasi Merubah Strukturnya
       Sejumlah faktor yang memaksa organisasi merubah struktur organisasinya tentu tidak boleh diabaikan. Apabila organisasi memang harus melakukan perubahan maka ia harus melakukannya. Produk yang sudah kurang diminati harus segera dimodifikasi. Pelayanan yang kurang memuaskan harus segera ditingkatkan hingga keluhan tidak terjadi lagi.
            Koordinasi merupakan suatu proses menghubungkan atau mengintegrasikan bagian-bagian dalam organisasi dapat dicapai dengan efektif. Melalui koordinasi menjadikan pihak manajemen mengharapkan adanya sinergi antar bagian organisasi. Koordinasi mengandung makna sebagai aktivitas untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kerja setiap unit/satuan kerja yang menjadi kontribusinya masing-masing dalam mencapai tujuan koordinasi. Tujuan koordinasi adalah
 1) mengarahkan dan mengintegrasikan semua ide, gagasan, aktivitas dan perilaku ke arah tercapainya tujuan,
 2) mengarahkan keterampilan spesialisasi yang dimiliki setiap karyawan kepada tujuan
 3) menghindari kesenjangan, kekosongan, dan tumpang tindih pekerjaan
 4) menghindari penyimpangan tugas dari tujuan.
Implementasi koordinasi sebagai asas pengkoordinasian bisa dilaksanakan secara formal, antara lain dalam bentuk rapat, lokakarya, kelompok kerja dan lain-lain. Pengkoordinasian merupakan pengaturan struktur organisasi sebagai kegiatan pembidangan dan pembagian pekerjaan. Untuk meraih koordinasi yang efektif tidaklah mudah sebab dengan terspesialisasinya pekerjaan akan mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan akan koordinasi.
Asas dan SifatKoordinasi
Asas koordinasi adalah asas hierarki yang berarti setiap atasan atau koordinator  harus melakukan koordinasi pada bawahan langsungnya. Jadi, koordinasi tersebut dilaksanakan berdasarkan berbagai jenjang kekuasaan yang berbeda-beda dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan jenjang tersebut.
Syarat-Syarat
koordinasi setidaknya memiliki :
1.    Perasaan untuk bekerja sama dan menjadikan koordinasi sebagai dari usaha memperlancar penyelesaian pekerjaan, bukan untuk memerintahkan atau memberi intruksi orang per orang.
2.       Rasa saling menghargai, terutama ketika atasan memberikan pengarahan kepada karyawannya dalam rangka koordinasi.
3.       Semangat bersaing secara sehat dengan memanfaatkan sistem koordinasi mereka masing-masing bagian untuk berlomba mencapai tujuan dengan lebih baik dan cepat.
Tipe-tipe Koordinasi
Dalam praktek manajemen ada dua tipe koordinasi, yaitu:
1.     Koordinasi vertikal
2.    Koordinasi horizontal
Pedoman Melakukan koordinasi
1.     Berilah penjelasan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami tujuan dilakukannya koordinasi.
2.    Jelaskan bahwa koordinasi adalah sebagai tujuan bersama, bukan kepentingan orang per orang
3.    Berilah kesempatan kepada setiap orang memberikan ide, saran, dan bertukar pikiran ketika pimpinan sedang melakukan koordinasi
4.    Doronglah mereka untuk aktif terus selama koordinasi dilakukan
5.    Binalah hubungan yang baik antara atasan dengan bawahan dan antar sesame bawahan
6.    Gunakan lebih banyak komunikasi informal daripada komunikasi formal untuk mencari dukungan partisipasi bawahan dan pihak-pihak lain yang diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
Penyesuaian kebutuhan koordinasi
1.     Porsi dasar koordinasi
2.    Meningkatkan Daya Potensi Koordinasi
3.    Mengurangi kebutuhan Koordinasi
Mengatur Konflik dalam koordinasi
Beberapa penyebab utama terjadinya konflik dalam proses koordinasi
1.     Keterbatasan Sumber Daya
2.    Ketidakjelasan Tanggung Jawab dan Wewenang
3.    Ganguan Komunikasi
4.    Masalah Kepribadian
5.    Membanggakan Unit Kerjanya Secara berlebihan
6.    Penyimpangan Tujuan
Organisasi dan sangat membutuhkan sistem rentang kendali yang dianutnya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan, pengetahuan, perhatian dan waktu yang dimiliki seseorang, apalagi ia berperan sebagai seorang manajer.
Pendelegasian
A.  Ruang Lingkup Pendelegasian
1.  Permasalahan dalam pendelegasian
Berbagai masalah yang sering kali muncul dalam hubungan dengan pendelegasian adalah bahwa atasan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengidentifikasi pekerjaan dan kemampuan karyawannya namun kurang memiliki waktu untuk melaksakan pendelegasian.
2.  Definisi
Heller  dalam (2004) mendefinisikan pendelegasian adalah mempercayakan tugas kepada orang lain namun tanggung jawab masih di tangan pendelegasi. Pendelegasian dimulai dari menganalisis tugas apa yang dapat dan harus didelegasikan. Ketika tugas yang akan didelegasikan telah terpilih, maka parameternya harus didefinisikan dengan jelas. Parameter ini membantu atasan untuk menunjuk delegat yang cocok dan menyiapkan instruksi yang tepat.  Apapun tugasnya, pemberian instruksi yang tepat kepada delegat sangatlah penting.
3.  Manfaat pendelegasian
a.    Kemampuan membebaskan diri demi tugas-tugas lainnya
b.    Pemanfaatan keterampilan khusus karyawan
c.    Pemberian pelatihan dan pengalaman
d.    Terampil dalam memecahkan masalah
e.    Awal tepat mempersiapkan pengganti sementara
f.    Saat tepat menguji kemampuan karyawan dan membagi pekerjaan diantara karyawan
g.    Meningkatkan perasaan penting diri karyawan
h.    Pendelegasian meningkatkan komitmen karyawan untuk bekerja
i.      Mengurangi tekanan
j.     Memilikii kesempatan mengembangkan karyawan
k.    Menghemat waktu
l.      Meningkatkan frekuensi komunikasi
m.   Menciptakan komunikasi
n.    Pendelegasian meningkatkan hubungan antara atasan dengan bawahan
o.    Peningkatan hasil
p.    Memberikan standar prestasi
q.    Meningkatkan kinerja karyawan
r.     Mengembangkan organisasi
s.     Pendelegasian membantu atasan untuk bekerja lebih efisien

B.  Pendelegasian Tugas
1.  Cara Efektif Pendelegasian
Prinsip atau aturan dasar dalam mendelegasikan tugas
a.    Delegasikan pekerjaan yang disukai
b.    Delegasikan secara bertanggung jawab
c.    Jangan selalu mendelegasikan tugas kepada karyawan yang paling mampu
d.    Percayalah kepada karyawan
e.    Tekankan pada sasaran buka prosedur
2.  Alasan Atasan Tidak Melalkukan Delegasi
a.    Belum ada waktu untuk melatih
b.    Bisa berbuat lebih baik
c.    Merasa senang apabila mengerjakan sendiri
d.    Kebijakan perusahaan harus dikerjakan atasan
e.    Kebiasaan menyelesaikan pekerjaan tanpa bantuan
f.    Meragukan kemampuan karyawan
g.    Karyawan tidak punya waktu lagi
h.    Jika pekerjaan di delegasian maka sama dengan tidak mempunyai pekerjaan
i.      Takut dituduh sebagai atasan malas
j.     Anggapan bahwa semua perintah atasan harus diselesaikan sendiri
k.    Takut kehilangan pengendalian
l.      Tidak tega melimpahkan pekerjaan kepada karyawan
m.   Bisa diselesaikan sendiri maka memperoleh reputasi baik
n.    Tidak suka mendengar keluhan karyawan
o.    Karyawan tidak dapat mengambil keputusan

Karyawan juga menghadapi keraguan ketika mereka harus menerima pendelegasian. Keraguan tersebut diantaranya disebabkan oleh :
a.    Karyawan takut memikul tanggung jawab memutuskan sesuatu
b.    Karyawan takut dikritik jika membuat kesalahan
c.    Pada saat karyawan kurang memiliki data yang lengkap, biasanya ia bertanya kepada pemberi delegasi untuk menghindari kesalahan
d.    Ada Kalanya karyawan menolak pendelegasian karena ketidaktersediaan waktu
e.    Ketidak percayaan diri karyawan
f.    Kurangnya motivasi karyawan

3.  Langkah-langkah Efektif Sebelum Melakukan pendelegasian
a.    Menentukan terlebih dahulu tugas atau masalah yang akan didelegasikan dan mempersiapkan untuk diserahkan kepada karyawan
b.    Menentukan karyawan yang akan menerima delegasi
c.    Mempersiapkan dan member mmotivasi kepada karyawan yang menerima delegasi
d.    Membuat persetujuan dan mendelegasikan
e.    Memantau perkembangan pekerjaan  karyawan yang menerima wewenang, ketika kedua belah pihak setuju terjadinya pendelegasian agar atasan tidak dikatakan lepas tangan.

4.  Langkah-langkah Mendelegasikan Tugas dan wewenang
Rambu-rambu yang dapat dijadikan pedoman
a.    Ketika waktunya banyak digunakan untuk penyelesaian kerja atau masalah jangka panjang
b.    Jika ia tidak cukup waktu dan perhatian kepada bagian-bagian penting pekerjaannya
c.    Jika waktunya banyak digunakan untuk hal-hal yang mendesak dan sering kali muncul
d.    Jika ia selalu menghadapi krisis dan panic dalam memenuhi target, batas waktu terlewati, data kurang lengkap, dan sebagainya.
e.    Jika persoalan sepele terus menerus menghambatnya untuk memecahkan persoalan yang besar.
5.  Proses Pelaksanaan Delegasi
Salah satu langkah utama yang harus dilakukan ketika memutuskan hal yang harus didelegasikan adalah mengadakan suatu analisis lengkap tentang aktivitas suatu pekerjaan.

C.  Peran Pendelegasian
1.  Pendelegasian sebagai Pendukung Karier Atasan
Tanpa dukungan dari karyawan, mustahil atasan akan berhasil. Akan sulit bagi kita untuk mengatakan bahwa seseorang adalah atasan yang baik, apabila ia juga tidak bertindak sebagai karyawan yang baik. Bagaimana seorang karyawan bisa membantu atasannya dengan cara menyukseskan penyelesaian pekerjaan yang didelegasikan kepadanya? Setidaknya terdapat 5 peran utama dari seorang karyawan
a.    Menerapkan strategi
b.    Memimpin diri sendiri dan kelompoknya
c.    Sumber informasi
d.    Memberi Umpan Balik
e.    Mitra kerja Atasan

2.  Pendelegasian sebagai sebuah metode pelatihan yang efektif
Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa pendelegasian dapat dikatakan sebagai metode pelatihan yang efektif
a.    Pendelegasian merupakan bentuk pelatihan yang unik
b.    Pendelegasian memperluas keterampilan karyawan dan meningkatkan kemahiran dalam banyak hal
c.    Pendelegasian merupakan kekuatan pendorong partisipasi
d.    Pendelegasian merupakan pencetus tumbuhnya inisiatif
e.    Pendelegasian Meningkatkan Kepuasan Kerja
f.    Pendelegasian dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan pelatihan
g.    Pendelegasian bermanfaat sebagai suatu balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik
D.  Profil Karakteristik Pendelegasian
Seorang atasan tentu saja tidak cukup sekedar mengendalikan institusi semata ketika melakukan pendelegasian berkaitan dengan pendelegasian yang efektif, para atasan biasanya memiliki berbagai metode sendiri yaitu metode yang dia ciptakan sesuai dengan kondisi organisasi dan karakteristik karyawan.
Secara umum kita bisa mengidentifikasikan beberapa profil karakteristik pendelegasian yang dapat mengungkapkan kekuatan dan kelemahan metode yang biasa mereka gunakan
1.     Tipe Otoriter
2.    Tipe Bebas
3.    Tipe Penguji
Pedoman untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal
1.     Dalam mendelegasikan tugas harus dengan perintah dan informasi yang jelas serta komunikasi dua arah yang terbuka
2.    Memberikan batasan dan tanggung jawab dan wewenang karyawan ketika melaksanakan delegasi
3.    Bagilah delegasi dengan semua karyawan dengan merata sesuai kemampuan
4.    Jangan biarkan karyawan yang telah menerima delegasi tidak menyelesaikan nya, dan kemudian atasan yang menuntaskannya.
5.    Manfaatkan pendelegasian untuk menemukan berbagai kebutuhan pelatihan dan kemudian lakukanlah pelatihan tersebut meskipun harus bersifat khusus
6.    Karyawan yang telah berhasil menyelesaikan pekerjaan yang didelegasikan atasannya, jangan terus menerus mengerjakan pekerjaan tersebut.
7.    Memberikan atau membatalkan intuksi sebaiknya dilakukan secara pribadi
8.    Lindungi karyawan dari cercaan pihak luar
9.    Pertolongan atasan jangan berbentuk jawaban tapi cara penyelesaian
10.  Jangan pernah lari dari tanggung jawab apabila ada pekerjaan karyawan yang kurang baik.
11.  Berikan tindaklanjut dan pengendalian berbagai kesalahan yang sedang terjadi.

PENGAWASAN


1.     Dasar-Dasar Pengawasan.
Menurut Handoko dalam Dadang dan Sylvana (2007), pengawasan adalah upaya yang dilakukan para manajer untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh organisasi atau perusahaan.  Dari definisi tersebut tampak terlihat hubungan yang sangat erat.

Manfaat Pengawasan adalah sebagai berikut :
a.    Perubahan.
b.    Adanya perubahan karena lingkungan yang dinamis sehingga perlu diawasi pelaksanaan dari suatu rencana.
Ini memerlukan penyesuaian baru.
c.    Kompleksitas.
Organisasi bisnis berkembang semakin kompleks sehingga perlu diawasi.
d.    Kebutuhan manajer untuk mendelegasikan wewenang.
Karena kompleksitas, maka sebagian wewenang perlu didelegasikan untuk efisiensi.  Untuk itu perlu diadakan pengawasan.
e.    Kesalahan.
Karena ada kemungkinan terjadi resiko kesalahan dalam pelaksanaan suatu kegiatan sehingga perlu diadakan pengawasan.
Ini agar dapat dilakukan tindakan perbaikan.

 Jenis dan Tipe Pengawasan :
a.    Pengawasan pendahuluan.
Adalah untuk mendeteksi penyimpangan dari standar tertentu.
b.    Pengawasan concurrent (yes/no).
Pengawasan yang dilakukan selama aktifitas berlangsung.  Jika ada penyimpangan, maka manajer dapat mengoreksi sebelum masalahnya menjadi besar.
c.    Pengawasan umpan balik.
Pengawasan ini mengevaluasi hasil-hasil yang telah terjadi.  Apabila terdapat penyimpangan pada output yang dihasilkan maka perlu dilakukan koreksi.
d.    Pengawasan multiple.
Adalah pengawasan untuk semua titik-titik strategis pengawasan, baik di input, proses, atau output.  Pada pengawasan multiple, setiap bagian baik input, proses, maupun output memiliki peranan yang penting.

Pengawasan pendahuluan dan pengawasan concurrent, cukup memadai untuk memungkinkan manajer mengkoreksi dan membuat perbaikan.

Proses pengawasan :
a.    Menerapkan standar dan metode pengukuran.
Standar harus dapat dirumuskan dengan kata-kata yang jelas dan dapat diukur.  Ada 3 jenis standar :
·         Standar fisik, berupa kuantitas, ukuran, jumlah, dan kualitas.
·         Moneter, berupa biaya tenaga kerja, biaya promosi, biaya penjualan, laba.
·         Standar waktu, berupa seberapa cepat produk dapat dihasilkan, seberapa lama batas waktu suatu pekerjaan diselesaikan.
b.    Melakukan pengukuran kinerja.
Adalah aktifitas yang dilakukan berulang-ulang untuk memperbaiki keputusan-keputusan dan memberikan umpan balik ke perusahaan.  Ada beberapa cara pengukuran kinerja, yaitu pengamatan, laporan, metode otomatis, inspeksi, dan pengujian.
c.    Membandingkan apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan standar.
Jika belum sesuai standar, dapat dilakukan tindakan korektif.
d.    Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Apabila di bawah standar perlu dilakukan perbaikan.  Tindakan perbaikan berupa :
·         Mengubah standar awal yang mungkin terlalu tinggi.
·         Mengubah cara-cara pengukuran kinerja seperti kurangnya melakukan inspeksi.
·         Mengubah cara analisis dan menginterpretasikan penyimpangan tersebut.

Fokus Pengawasan
Meliputi :
a.    Kuantitas                   : jumlah produk yang ditargetkan.
b.    Kualitas                      : jumlah produk yang diterima produsen atau lolos uji.
c.    Ketepatan waktu       : Ketepatan dan kecepatan dalam memberikan
                                            layanan jasa ke konsumen.
d.    Anggaran                   : Jumlah deviasi atau penyimpangan dalam anggaran.

Faktor Kontingensi (situasional) dalam pengawasan :
a.    Lingkungan organisasi :
·         Kecil : informal.
·         besar : formal.
b.    Posisi dan Tingkat :
·         Tinggi : banyak kriteria.
·         Rendah : sedikit kriteria.
c.    Tingkat Desentralisasi :
·         Tinggi : peningkatan kendali.
·         Rendah : pengurangan kendali.
d.    Budaya organisasi :
·         Terbuka : pengendalian mandiri.
·         Ancaman : pengendalian dipaksakan.
e.    Pentingnya kegiatan :
·         Tinggi : pengendalian luas.
·         Rendah : pengendalian rendah.

Standar-standar pengawasan:
a.Standar nyata :
·         Fisik, ukuran, daya tahan, berat.
b.    Tidak nyata :
·         Moral, etika.
c.    Standar waktu :
·         Batas waktu penyelesaian tugas.

Merancang sistem pengawasan.
Untuk tiap bidang dapat dijelaskan sbb :
a.    Bidang Operasi : kualitas baik, kuantitas sesuai target, biaya rendah.
b.    Pemasaran : biaya iklan rendah, pangsa pasar luas, penjualan meningkat, kepuasan konsumen.
c.    SDM : turn over rendah, tingkat absensi rendah, hubungan yang harmonis.
d.    Keuangan : ROI tinggi, ROE tinggi, likuiditas baik, leverage rendah.

2.    Jenis dan Metode Pengawasan :
a.    Metode pengawasan non kuantitatif :
·         Management by objective : melibatkan karyawan.
·         Management by exception : fokus pada bidang pengawasan yang paling kritis.
·         Management information system : sistem perancangan pengadaan, pemrosesan, penyimpangan, dan penyebaran informasi untuk mendukung keputusan manajemen.
·         Audit manajemen.
b.    Metode pengawasan kuantitatif :
a.Anggaran.
Rencana pengeluaran, penerimaan.
b.    Audit keuangan.
- Ekstenal oleh auditor independen.
- Internal oleh internal auditor.
c.Analisis titik impas (break even).
Kondisi di mana perusahaan dalam kondisi tidak rugi dan tidak untung.
d.    Analisis ratio keuangan.
Ada ratio-ratio :
i.      Likuiditas : kemampuan melunasi hutang jangka pendek.
ii.    Leverage : seberapa besar perusahaan dibiayai oleh hutang.
iii.   Aktifitas : efektifitas perusahaan dalam menggunakan
sumberdayanya.
iv.   Profitabilitas : mengukur efektifitas dalam meraih laba.
e.    Balance score card.
Untuk pengukuran keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran pertumbuhan.
3.    Karakteristik pengawasan yang efektif :
a.    Akurat.
Datanya sahih.
b.    Tepat waktu.
Evaluasi dilakukan secepatnya.
c.    Ekonomis.
Manfaat sistem pengawasan harus lebih tinggi dari biayanya.
d.    Fleksibel.
Fleksibel terhadap ancaman atau kesempatan dari eksternal.
e.    Obyektif.
Kriteria jelas.
f.    Disesuaikan dengan rencana dan struktur.
Untuk memastikan apakah hasil disesuaikan dengan tujuan.
g.    Disesuaikan dengan manajer.
Harus disesuaikan dengan karakteristik manajer yang mengawasi.

STRATEGI BERSAING, ORGANISASI BELAJAR, DAN BUDAYA ORGANISASI
1.     Strategi Bersaing, Inovasi, dan Organisasi Belajar.

Cara baru melihat keunggulan bersaing :
a.    Setiap keunggulan akan mengalami aus.
Apa yang baik sekarang belum tentu baik di masa mendatang karena adanya penemuan baru.
b.    Mempertahankan keunggulan lama berarti merugikan diri sendiri.
Harus melihat lingkungan apakah pesaing sudah menggunakan produk yang lebih inovatif.
c.    Tujuan suatu strategi adalah meruntuhkan status quo.
Ciptakan inovasi baru sebelum produk tersebut usang agar selalu inovatif.
d.    Mengambil inisiatif dengan langkah-langkah pendek.
Siklus persaingan yang sangat pendek, maka perlu diantisipasi dengan langkah-lagkah pendek.

Empat Arena Persaingan :
d.    Harga dan kualitas.
Untuk persaingan yang dinamis, harus memperhitungkan pesaing.  Saat ini pesaing dapat muncul dengan harga rendah namun kualitas tinggi.
e.    Waktu dan Pengetahuan.
·         Pandangan Statis : Pioner (perintis) akan bertahan lama.
·         Pandangan Dinamis : meski bukan pioner, jika inovatif akan dapat menguasai pasar.
c.    Wilayah kekuasaan.
·         Pandangan Statis : Membatasi pesaing sehingga sedikit, maka perusahaan akan untung.
·         Pandangan Dinamis : Pesaing dengan segala upaya akan menerobos masuk.
d.    Saku tebal.
·         Pandangan Statis : Dengan sumberdaya modal besar, bisa unggul.
·         Pandangan Dinamis : Bila merger, dapat mengalahkan yang bermodal besar.

Peranan SDM untuk mewujudkan organisasi belajar.
Perlu sumberdaya manusia yang berkualitas.  Untuk itu perlu organisasi belajar.  Organisasi belajar adalah organisasi yang secara terus menerus mengembangkan pengetahuannya sehingga untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Ciri-Ciri Organisasi Belajar :
a.    Memandang ketidakpastian lingkungan sebagai kesempatan.
b.    Menciptakan pengetahuan baru.
c.    Antusias terhadap perubahan.
d.    Mendorong rasa tanggungjawab.
e.    Mendorong para manajer untuk menjadi pembimbing.
f.    Memiliki visi, misi, dan nilai-nilai yang dipahami.
g.    Mempunyai hal-hal yang tidak diduga atau tidak diharapkan sebagai kesempatan untuk belajar.

Faktor-faktor pendukung organisasi belajar :
a.    Penguasaan individu.
      Metode-metode ilmiah, bereksperimen.
b.    Pembelajaran dalam kelompok.
c.    Visi bersama.
d.    Budaya pembelajaran dalam organisasi.
e.    Struktur dan sistem yang mendukung.
2.    Budaya Perusahaan :
Budaya perusahaan adalah suatu nilai-nilai, filosofi, kepercayaan yang menjadi pedoman anggota organisasi dalam menghadapi masalah sehingga semua anggota menerima filosofi itu sebagai sebagai dasar tindak dan perilaku.

Tingkatan budaya perusahaan :
a.    Artifak.
b.    Nilai-nilai yang didukung.
c.    Asumsi dasar.
Adalah hal-hal yang dapat dilihat atau dirasakan.

Karakteristik budaya perusahaan :
a.    Inisiatif individual.
b.    Toleransi terhadap resiko.
c.    Arah.
d.    Integrasi.
e.    Dukungan Manajemen.
f.    Pengawasan.
g.    Identitas.
h.    Sistem imbalan.
i.      Toleransi terhadap konflik.
j.     Pola komunikasi.

Pengaruh Budaya terhadap Kinerja Perusahaan.
Ada 3 teori yang berkaitan dengan pengaruh budaya terhadap kinerja perusahaan, yaitu :
a.    Budaya dianggap kuat jika nilai-nilainya sudah terinternalisasi dan dipegang teguh anggota organisasi.
b.    Kinerja akan kuat jika budaya sesuai konteksnya.
c.    Budaya adaptif mampu meningkatkan kinerja yang lapang.

Manfaat budaya perusahaan :
a.    Mengarahkan sumber daya manusia dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
b.    Meningkatkan kekompakan tim.
c.    Membentuk dan memperbaiki perilaku.
d.    Meningkatkan motivasi.

Merubah budaya perusahaan.
a.    faktor-faktor pendorong suatu perusahaan merubah budaya :
·         Terjadinya krisis yang dramatis.
·         Penggabungan perusahaan.
·         Penggantian pimpinan.
·         Kondisi internal yang tidak kondusif.
b.    Cara mencapai perubahan budaya perusahaan :
·         Melakukan analisis budaya.
·         Melakukan penjelasan tentang rencana perubahan.
·         Menunjuk kepemimpinan.
·         Memprakarsai reorganisasi.
·         Melakukan dukungan untuk budaya baru.

Menata unsur-unsur budaya perusahaan.
Untuk menumbuhkan budaya dapat dengan menata unsur-unsur budaya perusahaan, yaitu :
a.    Sejarah perusahaan.
Dapat memahami akar perusahaan sehingga nilai-nilai utama tetap terpelihara.
b.    Heroes.
Sosok atau figur kepahlawanan untuk dijadikan motivasi.
b.    Slogan.
Untuk mengekspresikan kondisi perusahaan.  Misalnya slogan Perum Pegadaian adalah “mengatasi masalah tanpa masalah”.  Ini untuk menunjukkan bahwa di Pegadaian, masalah dapat diselesaikan tuntas.
c.    Simbol.
Misalnya : Gudang Garam simbolnya pintu terbuka.  Ini untuk menunjukkan kerja keras yang tidak pernah henti.
d.    Ritual dan upacara.
Ritual dan upacara untuk perayaan tertentu dapat untuk menumbuhkan budaya.

3.    Manajemen Multi Budaya :
Alasan pentingnya multi budaya :
a.    Beragamnya orang di berbagai negara.
b.    Arus globalisasi.
c.    Proses produksi yang berorientasi efisiensi, sehingga menimbulkan perusahaan multinasional.
d.    Degradasi lingkungan sehingga perusahaan harus mencari lokasi baru.
e.    Beragamnya segmen pasar yang dilayani.
f.    Menurunnya tingkat kelahiran di negara maju sehingga SDM diambil dari negara berkembang.

Manajer berwawasan global.
a.    Berpikir melampaui persepsi lokal.
b.    Siap dengan pemikiran baru.
c.    Siap Menyesuaikan diri dengan lingkungan.
d.    Bekerja efektif dalam lingkungan multinasional/multibudaya.
e.    Menciptakan skenario masa depan yang optimistik dan dapat diwujudkan. 

DISKUSI 4

Saudara Mahasiswa, marilah berdiskusi dengan topik diskusi yang relevan dengan materi inisiasi 4. selamat berdiskusi

DISKUSI 4

by me 021617803 - Wednesday, 25 March 2015, 10:54 AM

Misalkan sebagai seorang karyawan, sejujurnya apa yang dirasakan jika kita menerima delegasi dari atasan kita. Senang dan bangga, khawatir tidak mampu melakukan atau tidak suka karena akan bertambahnya tugas yang akan diemban ?
Terima kasih




Tidak ada komentar:

Posting Komentar